Kata “investasi” sepertinya sedang jadi trending ya belakangan ini. Teman Jenius merasa juga gak, tiba-tiba banyak teman dan kerabat yang bercerita—dan juga posting!—soal investasi mereka? Ada yang sekadar sharing sehabis membeli obligasi negara terbaru. Ada juga yang rajin berbagi screenshot naik-turunnya nilai IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan saham yang mereka miliki.
Meningkatnya jumlah investor—khususnya investor lokal Indonesia—merupakan kabar baik. Karena artinya, ada semakin banyak orang yang melek investasi dan semakin banyak juga orang yang menjadi investor di negeri sendiri.
Sayangnya, ada juga sedikit kabar buruk. Banyak investor masuk ke dunia investasi tanpa pengetahuan dasar dan bekal yang mumpuni. Dalam perjalanannya, otomatis mereka melakukan kesalahan-kesalahan—yang bisa jadi gak disadari.
Nah, biar teman Jenius gak keburu salah langkah dan merugi, simak yuk 8 kesalahan investasi yang biasa dilakukan orang berikut ini.
Satu prinsip yang perlu dicamkan: your money, your responsibility. Jadi, janganlah kamu berinvestasi hanya karena dengar si A untung puluhan persen karena saham, si B bisa beli mobil karena berinvestasi, atau si C yang menawarkan aplikasi khusus untuk investasi.
Dalam berinvestasi, gak ada yang pasti. Hari ini bisa untung, tapi besok bukan gak mungkin akan buntung. Kalau sudah begini, investor yang gak punya ilmu dasar/fondasi yang kuat akan terkena imbas paling gak enak. Seorang investor perlu memiliki kemampuan menganalisis keuangan pribadi maupun menganalisis investasi. Kalau gak punya dua hal itu, ujung-ujungnya yang kamu lakukan bukannya investasi, tapi spekulasi.
Janganlah kamu berinvestasi hanya karena investasi sedang ngetren. Berinvestasilah bila kamu memang butuh kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan.
Agar pilihan investasimu tepat guna, kamu harus bisa menentukan hal-hal berikut sebelum berinvestasi:
Dengan menjawab 5 pertanyaan di atas, secara otomatis kamu sudah membuat peta investasi. Nantinya, peta ini akan membantumu menavigasi (beli, hold, top up, atau jual) seluruh kegiatan investasi yang kamu miliki.
Baca juga: 11 Ide Tabungan Jangka Pendek untuk Tahun 2021
Sesungguhnya, PR pertama dalam mengatur keuangan adalah mengatur dan menjaga kestabilan cash flow atau arus kas. Pastikan pengeluaran gak melebihi pemasukan, pastikan seluruh kebutuhan bisa terpenuhi dengan baik, serta pastikan perhitungan akhirnya plus/gak defisit.
Nanti, bila cash flow sudah aman dan ada surplus, barulah ideal untuk kamu mulai berinvestasi. Ibarat kata les bahasa asing, cash flow itu ada di modul basic, sementara investasi ada di modul advance. Sekarang, coba cek dulu, apakah cash flow kamu sudah aman untuk bisa memulai investasi?
Baca juga: Cek Keuangan Tiap Awal Tahun
Tanpa memiliki dana darurat yang cukup, kamu gak akan bisa maksimal dalam berinvestasi. Bayangkan bila seluruh dana dan tabungan yang kamu miliki ada di rekening sahammu berbentuk portofolio, padahal kamu butuh uang tersebut secara mendadak. Repot, kan?
Dana darurat sebaiknya disimpan pada tabungan atau produk lain yang likuiditasnya tinggi dan mudah dicairkan. Jangan simpan dana darurat di instrumen investasi karena obligasi negara, reksa dana, hingga saham membutuhkan waktu untuk bisa dicairkan menjadi uang tunai.
Baca juga: Mengapa Setiap Orang Harus Memiliki Dana Darurat
Modal untuk sehat memang gak murah, tapi biaya yang dibutuhkan agar sembuh dari sakit biasanya lebih besar lagi! Makanya cukup banyak orang yang takut sakit dan menghindari berobat ke rumah sakit, karena biayanya suka bikin kaget.
Dalam financial planning, asuransi itu wajib. Akan percuma bila kamu memiliki investasi, tapi gak punya proteksi berupa asuransi kesehatan. Maka sebelum berinvestasi, proteksi dulu dirimu dan keluarga dengan asuransi yang sesuai ya.
Baca juga: Financial Checklist untuk Kamu yang Berusia 20 Tahunan
Sebagai investor, selalu ingat omongan “jangan menaruh telur dalam satu keranjang”. Logikanya begini… bila keranjang satu-satunya itu jatuh, seluruh telur yang kamu miliki akan pecah, kan? Nah, kondisi telur tersebut menggambarkan investasi dengan sangat baik.
Biar aman, jangan taruh seluruh danamu ke dalam satu instrumen investasi saja. Pilihlah beberapa instrumen dan produk investasi yang memiliki karakter dan tingkat risiko berbeda. Agar bila kinerja instrumen A sedang jelek, ada instrumen B atau C yang bisa menyeimbangkan portofoliomu. Ingat, diversifikasi sangatlah penting.
Uang dingin adalah uang yang belum akan digunakan dalam waktu dekat. Jadi salah banget kalau kamu berinvestasi—apalagi di instrumen yang high risk—menggunakan uang-uang yang sudah akan digunakan beberapa bulan lagi.
Di media sosial, sempat viral tuh cerita seorang investor yang kebingungan sahamnya nyangkut banyak—sementara modalnya itu adalah uang kuliah! Waduh, niatnya mau untung, tapi balik modal juga belum tentu karena dia beli saham tersebut di harga tertinggi.
Hanya investasikan uang dingin yang kamu miliki. Jangan pernah tergoda iming-iming return tinggi, sampai kamu berutang dari keluarga maupun lembaga pinjaman untuk berinvestasi.
Utang itu pasti dan harus dibayar, sesuai waktu pembayaran yang disepakati. Padahal ada risiko investasimu menurun nilainya di tengah-tengah periode. Apakah kamu siap kalau harus menghadapi dua masalah sekaligus?
Baca juga: Cara Mudah Menabung dengan 3 Fitur Save It
Semoga setelah memahami 8 kesalahan investasi di atas, kamu jadi tau apa saja yang perlu disiapkan sebelum mulai berinvestasi ya. Bijaklah saat berinvestasi dan selalu gunakan kepala dingin sebelum memutuskan sesuatu. Jangan gegabah dan jangan latah.
Merasa belum siap berinvestasi? Kamu yang berprofil konservatif selalu punya pilihan untuk menempatkan dana pada produk bebas risiko. Di Jenius, ada fitur Save It dengan 3 pilihan tabungan. Kamu bisa menggunakan Flexi Saver untuk menyimpan dana darurat, Dream Saver untuk menabung rutin demi sebuah impian, atau Maxi Saver yang merupakan deposito berjangka dari Jenius.
Nah buat kamu yang sudah siap berinvestasi, yuk mulai berinvestasi di Tokopedia, Lakuemas, Pluang, dan Treasury, kemudian gunakan Jenius Pay sebagai metode pembayaran. Pada masing-masing platform, pilihlah Jenius Pay saat hendak membayar, masukkan $Cashtag, kemudian konfirmasi pembayaranmu di aplikasi Jenius. Dengan begini, transaksi investasimu akan lebih praktis.
Belum punya Jenius yang punya fitur tabungan fleksibel dengan bunga setara deposito? Download dan aktivasi sekarang.