“Mat, ada gak sih investasi yang menguntungkan tapi aman dan cocok untuk pemula?”
Itu adalah salah satu pertanyaan yang paling sering gue terima soal investasi, yang kemudian dilanjutkan dengan rentetan pertanyaan lain. “Kalau investasi reksa dana itu aman gak?” atau pertanyaan yang paling nyeleneh, “Ada teman yang nawarin investasi titip dana. Katanya sih aman dan menguntungkan, semua teman lain di kantor juga sudah ikutan. Ikut gak ya Mat?”
Jawaban gue untuk pertanyaan-pertanyaan di atas biasanya begini…
Pertanyaan pertama: “Ada, namanya reksa dana!”
Pertanyaan kedua: “AMAAAN!!!”
Pertanyaan ketiga: “Kamu sudah tau reksa dana belum? Itu sudah ada sejak dulu dengan layanan dana yang jelas dan diatur oleh OJK. Yang temanmu bilang itu reksa dana, bukan?”
Sebelum lanjut, gue mau bahas dulu tentang investasi titip dana ini. Saat ini banyak sekali investasi bodong berkedok layanan titip dana dengan janji keuntungan menggiurkan.
Banyak yang tergoda dengan iming-iming keuntungan tinggi dan referensi orang yang dikenalnya. Padahal, bisa jadi return yang dijanjikan hanya lancar beberapa saat setelah mereka memasukkan uang. Biar gak terjebak dalam money game dengan modus tersebut, kamu harus berkenalan dengan yang namanya investasi reksa dana.
Apa itu reksa dana? Reksa dana adalah sebuah produk layanan penitipan dana yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) profesional yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Institusi MI berpengalaman dalam mengelola dana masyarakat untuk ditempatkan di instrumen-instrumen investasi yang ada, seperti deposito, obligasi, atau saham.
Pertanyaan selanjutnya: “Bagaimana seorang investor pemula bisa memanfaatkan reksa dana?”
Baca juga: Tips Jenius Kenali Investasi Palsu, Biar Kamu Gak Tertipu
Gue sendiri selalu menyarankan orang untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan keuangan. Kalau sudah tau apa saja kebutuhan keuangan yang ingin dicapai di masa depan, maka kamu tinggal membaginya sesuai jangka waktu: tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.
Reksa dana bisa menjadi pilihan investasi yang menguntungkan dengan risiko yang lebih terkendali apabila dimanfaatkan sesuai dengan jangka waktu tujuan keuangannya. Karena ada 4 jenis reksa dana yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, yakni Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), Reksa Dana Saham (RDS), dan Reksa Dana Campuran (RDC).
Untuk tujuan keuangan jangka pendek (kurang dari 1 tahun), kamu bisa menggunakan RDPU. Reksa dana ini memiliki nilai paling stabil dan tingkat risiko yang paling rendah karena tersusun atas minimal 80% deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Contoh penggunaan reksa dana ini adalah untuk dana darurat.
Kalau kamu ingin menyiapkan dana yang akan dipakai dalam jangka waktu menengah (2-5 tahun), misalnya biaya sekolah anak atau DP rumah, kamu bisa menggunakan RDPT. RDPT cocok dipilih karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi, walau risikonya relatif lebih tinggi dibandingkan RDPU.
Kalau kamu memiliki tujuan keuangan di atas 10 tahun—seperti dana pensiun, kamu bisa menggunakan RDC atau RDS. Untuk Reksa Dana Saham sendiri, komposisi portofolionya minimal 80% terdiri atas saham perusahaan terdaftar di bursa. Sementara Reksa Dana Campuran, meskipun komposisi bebas ditentukan oleh MI, tapi lebih sering berisi komponen saham yang lebih besar.
Baca juga: Kenali Profil Risiko Sebelum Berinvestasi
“Terus bagaimana, Mat, tips untuk bisa untung dalam berinvestasi di reksa dana? Apalagi untuk investor pemula?”
Ini beberapa hal yang selalu gue sarankan untuk teman-teman investor pemula:
Reksa dana memberikan prospektus dan fund fact sheet yang berisi segala informasi tentang reksa dana untuk membantu memahami produk reksa dana lebih jelas.
Walau dokumen prospektus cukup panjang, tapi sebagai investor pemula kamu perlu membaca empat bagian ini untuk minimal mengetahui siapa saja yang terlibat dan bagaimana skema investasi reksa dana.
Selain prospektus, ada juga dokumen fund fact sheet yang perlu dibaca seorang investor reksa dana. Seperti namanya, fund fact sheet berisi fakta-fakta dan informasi penting dari sebuah produk reksa dana. Berikut beberapa informasi yang bisa kamu cari tau dari sebuah fund fact sheet.
Untuk seorang investor pemula, kamu cukup membaca informasi-informasi di atas terlebih dahulu. Namun, kalau kamu mau membaca semuanya, tentu saja gak ada larangan ya.
Baca juga: Kenapa Sih Perlu Berinvestasi? Ini 6 Alasannya!
“Lebih baik investasi menggunakan metode yang seperti apa? Apakah sebaiknya langsung beli banyak atau menabung secara rutin sedikit demi sedikit?”
Menabung banyak sekaligus (lump sum) tentu akan sangat bagus kalau kamu sudah memiliki uangnya. Terutama apabila kamu mengetahui bagaimana timing market ketika kamu akan berinvestasi.
Tetapi, kalau kamu memiliki uang terbatas dari penghasilan bulanan. Maka kamu bisa menggunakan metode dollar cost averaging (DCA), alias investasi rutin secara terus-menerus setiap bulan.
Metode ini sangat disarankan untuk pemula, karena dengan menabung rutin maka kamu akan bisa mendapatkan harga rata-rata yang bisa bermanfaat buat investasimu. Bahkan ketika harga reksa dana naik terus, maka harga rata-rata investasimu akan ada di bawah harga pasar.
Terlebih lagi, jika di pasar terjadi penurunan nilai investasi dan kamu terus membeli. Maka harga rata-rata pembeliannya akan ikut turun. Tentu saja ini akan menguntungkan, terutama ketika terjadi kenaikan kembali di kemudian hari.
Lalu, ketika sudah memahami semua hal terkait reksa dana, apa sih tips sederhana untuk memulainya? Lebih tepatnya, bagaimana memilih reksa dana yang akan dibeli?
Gue akan berikan beberapa tips untuk memilih produk reksa dana:
Setelah paham untuk mulai berinvestasi, muncul pertanyaan selanjutnya: “Beli reksa dananya di mana ya?”
Dunia investasi saat ini sudah jauh sekali berubah. Apalagi sejak kehadiran digital banking. Sudah gak zaman lagi datang ke kantor cabang bank untuk jual-beli reksa dana.
Pelopor bank digital Indonesia andalan gue, Jenius, kini menawarkan kemudahan transaksi reksa dana. Sekarang kalau mau investasi reksa dana, tinggal tap-tap di aplikasi dan voila! Reksa dana sudah bisa terbeli.
Baca juga: Simpel Berinvestasi Reksa Dana di Jenius
Sebagai pengguna Jenius, kamu harus segera mencoba fitur investasi terbaru ini. Dari mana mulainya sih?
Jenius gak tanggung-tanggung menghadirkan fitur investasi di reksa dana ini. Karena Jenius bekerja sama dengan tiga MI besar di Indonesia, yakni Mandiri Manajer Investasi, Schroders, dan Ashmore.
Menurut artikel yang dirilis oleh Bisnis.com, dana kelolaan mereka per akhir tahun 2021 kemarin sudah mencapai lebih dari Rp100 triliun! Dan dananya aman dan berkembang di berbagai instrumen reksa dana yang sudah mereka luncurkan.
Bayangkan, selain seluruh akses transaksi perbankan untuk mengatur keuangan bulanan sudah ada di tanganmu, kini kamu juga bisa langsung investasi tanpa pindah dari aplikasi Jenius. Cerahnya masa depan pasti selangkah lebih dekat untuk diraih, kan?
Jadi, tunggu apa lagi? Segera aktifkan fitur investasi reksa dana di Jenius yuk! Selamat berinvestasi!
Artikel ini ditulis oleh Dani Rachmat, teman Jenius yang merupakan seorang financial blogger dan content creator. Cek artikel dari guest writer-guest writer lain pada laman Blog Jenius.
Ilustrasi pada artikel ini merupakan karya Sukutangan, teman Jenius yang merupakan freelance illustrator di Bali.