Bingung Pilih Reksa Dana? Ini Tips Buat Kamu

writter Wealth Management

Teman Jenius, kamu sudah mulai berinvestasi di reksa dana belum nih?

Berinvestasi reksa dana merupakan salah satu cara untuk menggapai tujuan keuangan dengan lebih optimal. Kebanyakan orang melakukan investasi untuk mendapatkan imbal hasil optimal, dengan risiko yang pas sesuai batas toleransi dirimu. Kalau bisa, risiko ditekan serendah mungkin.

Sebelum masuk ke bahasan teknis tentang berbagai produk reksa dana, kamu perlu memastikan 3 hal terlebih dulu lho. Apa saja, ya?

3 Hal yang Perlu Dipastikan sebelum Berinvestasi Reksa Dana

Kalau diibaratkan, sebelum memulai perjalanan dengan mobil atau motor, kita perlu mengecek kondisi ban, lampu, serta berbagai hal lain guna memastikan perjalanan yang aman dan nyaman.

Begitu pula dalam berinvestasi reksa dana, ada 3 hal yang perlu diperhatikan sebelum memilihnya.

1. Perjelas Tujuan Keuangan Kamu

Seperti sudah pernah diulas sebelumnya, buatlah tujuan keuangan sejelas mungkin. Apakah kamu berinvestasi untuk membiayai pembelian rumah, kendaraan, traveling, atau menyiapkan dana untuk pensiun dini?

Setelah memiliki tujuan yang jelas, kamu bisa membuat kategori berdasarkan waktu (target jangka pendek, menengah, dan panjang). Setelah itu, baru masuk bisa memilih reksa dana yang tepat untuk masing-masing tujuan.

2. Perhatikan Profil Risiko Kamu

Seperti mengendarai mobil atau motor, ada orang yang nyaman berkendara dengan kecepatan 60 kilometer per jam, ada pula yang nyaman dengan kecepatan 80 kilometer per jam, atau bahkan lebih cepat lagi. Begitu pula dengan tingkat risiko: setiap orang punya batasan nyaman masing-masing.

Biar kamu gak bingung, Jenius membuat kuis sederhana untuk menentukan toleransi risikomu. Kuis ini bisa membantumu dalam mengenal profil risiko dan juga produk yang cocok untukmu.

Jenius memetakan 5 profil risiko, yakni:

  1. konservatif,

  2. konservatif-moderat,

  3. moderat,

  4. agresif-moderat, dan

  5. agresif.

Buat yang profilnya cenderung agresif, kamu bisa mempertimbangkan reksa dana saham dan campuran. Sementara bagi kamu yang lebih konservatif, maka reksa dana pendapatan tetap/obligasi dan pasar uang bisa jadi lebih pas untukmu.

Ingat, ini perjalanan keuangan pribadi kamu, jadi kamu gak perlu ikut-ikutan orang lain atau FOMO (Fear of Missing Out), ya.

3. Perhatikan Reputasi Manajer Investasi

Setelah menetapkan tujuan keuangan dan mengetahui profil risiko, kamu perlu memperhatikan rekam jejak dari manajer investasi (MI). Manajer investasi adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk reksa dana.

Selain itu, jangan lupa pastikan produk reksa dana dan manajer investasi sudah memiliki izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

5 Faktor yang Harus Diperhitungkan dalam Memilih Reksa Dana

Kalau kamu sudah memperhatikan ketiga hal penting sebelum berinvestasi reksa dana, sekarang saatnya mencari dan memilih reksa dana yang sesuai. Berikut 5 faktor yang perlu kamu perhatikan saat memilih reksa dana yang sudah tim Jenius pilihkan buat kamu.

1. Jumlah Dana Kelolaan (Asset Under Management/AUM)

Besarnya dana kelolaan (AUM) menunjukkan tingkat kepercayaan dari masyarakat. Semakin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap keahlian manajer investasi dalam mengelola portofolio reksa dana, semakin besar pula dana kelolaannya.

AUM juga menjadi indikator likuiditas. Semakin besar AUM, semakin mudah kamu mencairkan investasi milikmu. Jika sewaktu-waktu kamu butuh dana likuid yang besar, produk reksa dana dengan AUM yang besar menjadi pilihan yang bijak.

2. Prospektus & Fund Fact Sheet

Tiap reksa dana memiliki alokasi investasi berbeda. Sebagai contoh, reksa dana saham A punya alokasi hingga 100% di pasar saham dan hingga 20% di pasar uang. Artinya, saat kamu beli reksa dana A, manajer investasi punya kebebasan untuk menaruh 100% AUM di pasar saham.

Dengan kata lain, kamu akan memiliki eksposur penuh (100%) terkait naik turunnya pasar saham. Manajer investasi sewaktu-waktu juga bisa memindahkan sebagian AUM (maksimal 20%) ke pasar uang untuk menjaga kinerja produk reksa dana tersebut. Hal ini umumnya dilakukan pada saat kondisi pasar saham sedang terpuruk atau dalam volatilitas tinggi.

Selain alokasi investasi, hal yang perlu kamu gali saat melihat prospektus adalah berbagai biaya, seperti biaya pembelian dan pencairan (redemption).

Lantas, apa yang perlu dilihat di fund fact sheet? Jika prospektus menjadi semacam AD/ART sebuah reksa dana, maka fund fact sheet merupakan informasi reguler yang memberikan update kinerja reksa dana tersebut, perubahan alokasi AUM, serta beberapa jenis sekuritas (saham, obligasi, instrumen pasar uang) yang dimiliki.

Untuk memudahkanmu, Jenius bekerja sama hanya dengan manajer investasi yang memiliki rekam jejak baik. Namun, tetap do your own research ya!

3. Drawdown

Drawdown merupakan indikator volatilitas sebuah reksa dana. Secara sederhana, maximum drawdown mengukur selisih titik tertinggi dan terendah reksa dana tersebut dalam kurun waktu tertentu.

Misalkan produk reksa dana B memiliki maximum drawdown 8% dalam setahun. Artinya dalam 12 bulan terakhir reksa dana tersebut pernah mengalami naik turun sebesar 8%. Pilihannya pun ada di kamu, apakah kamu merasa tepat untuk beli produk reksa dana dengan volatilitas seperti itu.

4. Rasio Sharpe

Rasio Sharpe mengukur kinerja tiap produk (return) terhadap instrumen investasi bebas risiko (risk-free rate). Diperkenalkan oleh pemenang nobel William Sharpe, rasio ini jadi salah satu indikator yang populer dalam mengukur kinerja investasi yang disesuaikan dengan risiko (risk-adjusted return).

Seperti diulas di Investopedia, rasio Sharpe 1 berarti dianggap lebih baik, sedangkan di bawah 1 dianggap kurang optimal.

5. Lakukan Perbandingan

Setelah langkah-langkah tadi, hal terakhir yang perlu kamu lakukan adalah membandingkan produk reksa dana sejenis.

Sebaiknya kamu lihat kinerja pada 3-5 tahun ke belakang untuk melihat pola (tren) sebuah reksa dana. Kamu bisa membandingkan tingkat pertumbuhan AUM, drawdown, kinerja (return), serta rasio Sharpe.

Setelah memilih produk reksa dana, kamu bisa langsung eksekusi. Selaraskan tujuan keuanganmu dengan kemampuan finansialmu. Yuk, tentukan pilihan investasi reksa dana yang kamu mau. Tinggal buka aplikasi Jenius, pilih Wealth, lalu buka menu Investment.

Saat ini ada sekitar 23 produk reksa dana dari Manajer Investasi Ashmore Indonesia, Manulife Asset Management Indonesia, Schroders Indonesia, dan BNP Paribas Asset Management. Pilihan reksa dana pun beragam; mulai dari pasar uang, obligasi jangka pendek, obligasi jangka panjang, hingga saham ekuitas.

Tinggal kamu pilih yang sesuai: sesuai dengan tujuan keuangan dan sesuai dengan profil risiko kamu. Yang pasti, semua produk reksa dana di Jenius pas di kantong karena kamu bisa memulainya dengan modal awal mulai dari Rp10.000!

Artikel lainnya